|
Cara Mendidik Anak Dalam Islam |
Istiqomah di jalan Allah merupakan salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Para pendidik muslim harus mulai membiasakan anak-anak mereka beribadah sejak dini,menumbuhkan kecintaan kepada ketaatan dan kebencian terhadap kejahatan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpesan kepada para orang tua agar membiasakan anak-anak mereka untuk taat sedikit demi sedikit, dalam hadits yang mulia, beliau bersabda: pukullah mereka untuk itu ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan mereka di tempat tidur mereka).
Tapi harus diperhatikan bahwa maksud memukul disini adalah gambaran keseriusan orang tua dalam mendidik anak mereka, dan menegur mereka ketika mereka berbuat salah.
Ini juga termasuk mendorong anak-anak untuk berpuasa, melatih mereka hal tersebut untuk waktu yang singkat, menyerahkan mereka untuk memimpin doa bersama teman-teman mereka dan lain sebagainya.
Cara mendidik anak dalam Islam
Pendidikan yang benar adalah memantapkan akhlak yang baik dalam jiwa anak,yang dengannya anak terhindar dari keinginan yang merusak dan dia membenci segala sesuatu yang bertentangan dengan akhlak yang baik. Agar seorang anak menerima perilaku yang baik , maka anak itu harus mencintai akhlak yang mulia dan cinta tidak bisa datang dengan paksaan, melainkan membutuhkan hal yang berikut:
1. Kebaikan dan kelembutan.
Telah datang beberapa riwayat tentang panduan untuk penggunaan kebaikan dan kelembutan dalam bermuamalah, diantaranya dari ummul mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah saw bersabda: « Allah menyukai kelembutan dalam segala hal».
Dan Imam Muslim (2592) meriwayatkan dari Jarir radhiyallahu 'anhu, Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam, mengatakan: "Barang siapa yang diharamkan kelembutan, maka diharamkan pula baginya kebaikan."
Dan ummul mukminin Aisyah r.a, Nabi saw, berkata: "Sesungguhnya kelembutan tidak ada dalam sesuatu kecuali menghiasinya, dan tidaklah kelembutan hilang dari sesuatu kecuali merusaknya".
Selain itu. diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (24427) : Sudah menjadi kodrat anak-anak bahwa mereka mencintai ayah yang menjadi pendamping mereka, yang membantu mereka, yang merawat mereka, tetapi tanpa berteriak dan marah, melainkan dengan kebijaksanaan dan kesabaran.
Anak berada pada usia di mana ia membutuhkan hiburan dan permainan, sebagaimana ia berada pada usia yang tepat untuk disiplin dan diberikan pelajaran, jadi segala sesuatu harus diberikan dengan wajar dan tidak berlebihan. Dan anak-anak, jika mereka mencintai orang tua,cinta ini adalah motif yang kuat bagi mereka untuk mematuhi orang tua, dan begitupun sebaliknya, tidak adanya kelembutan, adanya kekerasan dan kesusahan akan menyebabkan penolakan, dan akibatnya pemberontakan dan ketidaktaatan, atau kontrol rasa takut yang menghasilkan kebohongan dan penipuan pada anak.
2. Berperilaku lemah lembut bukan berarti tidak memberikan hukuman (bila dibutuhkan)
Berperilaku lemah lembut bukan berarti tidak memberikan hukuman,tetapi kita harus menyadari bahwa hukuman dalam proses pendidikan harus digunakan dengan bijak; Tidak tepat menghukum anak atas setiap pelanggaran yang dilakukannya, melainkan hukuman itu diperlukan apabila kelembutan sudah tidak mempan, dan dia tidak lagi bisa disiplin dengan nasehat, perintah maupun larangan.
Hukuman juga harus memiliki unsur pendidikan, misalnya : anak Anda menghabiskan waktu lama di depan TV,maka anda harus mengatur program untuk mereka menonton, jika mereka melebihi batas waktu yang ditentukan, Anda dapat menghukum mereka dengan tegas dengan melarang mereka menonton televisi selama satu hari penuh, dan jika mereka melanggar lagi, Anda dapat melarang mereka menonton lebih dari satu hari, sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
3. Berikan contoh yang baik.
Sebelum orang tua mendidik anak, orang tua harus terlebih dahulu mengikatkan diri pada moral yang dengannya mereka upayakan untuk mendisiplinkan anak-anak mereka, misalnya, tidak pantas bagi seorang ayah untuk melarang putranya merokok sementara dia sendiri merokok. Itulah sebabnya salah seorang pendahulu berkata kepada guru anak-anaknya: "Hendaklah cara pertama kamu mendidik anak ku dengan mendidik dirimu sendiri,karena kesalahan mereka terjadi karena kesalahanmu, sesuatu yang baik yang mereka lakukan adalah karena meniru apa yang kamu lakukan dan sesuatu yang buruk dari mereka karena keburukan yang kamu lakukan".
4. Lingkungan yang baik
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang memuji perbuatan baik dan menghormati pelakunya, menjelekkan perbuatan buruk dan juga pelakunya. Di zaman kita sekarang ini, kita sering kehilangan lingkungan yang baik ini, tetapi kita dapat membuatnya dengan usaha yang sungguh-sungguh dengan mengorbankan jiwa dan harta kita - insya Allah -.
Misalnya, jika sebuah keluarga Muslim tinggal di lingkungan yang tidak ada keluarga Muslim, maka keluarga ini harus berusaha dengan rajin untuk pindah ke lingkungan atau kota yang banyak umat Islamnya, atau ke lingkungan yang terdapat masjid, atau pusat-pusat Islam yang aktif di dalamnya.
Dalam mengasuh anak muslim. Misalnya, jika seorang anak memiliki minat olahraga atau budaya tertentu, maka keluarga harus berusaha untuk mencarikan untuk anak ini untuk klub olahraga atau budaya yang sesuai yang dijalankan oleh Muslim yang berkomitmen.
Jika ayah menafkahkan untuk pakaian yang indah, makanan yang enak, dan tempat tinggal yang nyaman, maka ia juga harus menafkahkan untuk memperoleh akhlak yang indah, dan agar pahalanya terus mengalir di sisi Tuhan Yang Maha Esa. (sebagai amal jariah untuk orang tuanya).
5. Konsisten dalam berdo'a
Hendaknya anda konsisten berdoa, terutama pada saat dikabulkan, seperti sepertiga malam terakhir, saat sujud, pada hari Jumat sore dll. Maka perbanyaklah berdoa kepada Tuhan sang Pencipta dan sang Panganugrah untuk pendidikan anak-anak Anda, dan untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Mendoakan anak adalah salah satu sifat hamba Allah yang shaleh, Allah SWT berfirman: {Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, berilah kami dari istri-istri kami dan anak-anak kami sumber kebahagiaan dan tolonglah kami.} Syekh Abd al-Rahman al-Saadi, semoga Allah merahmatinya, berkata: "sumber kebahagiaan" berarti: Mata kita akan senang dengan mereka.
Itulah poin-poin penting tentang cara mendidik anak dalam Islam, semoga bermanfaat bagi mereka yang mengambil manfaat.